Mr Perfect & Mrs Messy

Ketika dua orang telah memutuskan untuk menikah, maka yang ada selanjutnya adalah satu. Satu keluarga. Satu kebahagiaan. Satu kesedihan. Satu kesempurnaan. Satu kekacauan. Semuanya tersaji dalam satu piring, piring rumah tangga. Ada masanya di mana isi blog ini dituliskan hanya oleh satu orang. Dan sebagaimana sudah dibaca sebelumnya isinya adalah tentang pernikahan dan tetek bengeknya. Dari satu sisi. Kini acara pernikahan itu telah usai. Dan seiring usainya acara satu sisi tadi telah melebur dengan satunya lagi....

Madu dan Lebah

(judul apa itu?) Honneymoon memang ga penting, tapi penting untuk modus jalan-jalan. Hahaha. Eh, honeymoon penting ding, pokoknya penting aja… kapan lagi bebas nduselin suami secara di kos gak seru. Pokmen buat newly-wed, kosan itu gak akomodatif banget deh :p Nah, saya sudah merencakanan ke Bali bersama iPul. Kenapa ke Bali? Karena duitnya gak ada sebenarnya mau ke London atau Venesia (cuih!) cuma ternyata saya belum ngurus passport juga. Iya..iya..saya wacana doang mau bikin dari kapan tau....

Tentang Foto Post-Wedding

Saya memang tidak berniat untuk foto pre-wedding, selain sibuk (pret!) juga karena Bokap agak gak seneng kayaknya, saya juga gak minat sih :p Jadinya saya melakukan hal yang lain yaitu…tadaaa…Foto Post-wedding. Sebelumnya kita sempat ngomongin mau foto-foto abis nikah biar lucu aja. Terus memikirkan bagaimana fotonya akan diambil. Ipul sih yang mengingatkan terus tentang ini. Ketika ipul bilang pakai sepeda, saya baru ingat bahwa sepupu punya koleksi sepeda ontel beberapa biji....

The Tuxedo

Nah, sekarang saatnya ipul bikin jas, memang urusan jas adalah urusan paling gampang dari semua tetek bengek nikahan ini. Udahlah urusan paling gampang karna yang namanya jas kan gak seribet kebaya ya, trus dapat tempat bikinnya juga yang paling praktis. Ini juga dapat referensi dari internet. Nemu tempatnya http://busana-pria.com/ yang adanya di Metro Pasar Baru. Sesampainya kita di Pasar Baru langsung disambut mas-mas tailornya. Tempatnya dipenuhi kain buat bahan pria pada umumnya, walaupun ada juga beberapa gelondong bahan kain perempuan....

Segala Rupa tentang Paket Baralek

Katering adalah hal yang paling horor menjelang sebuah resepsi, ya gak? mengingat bahwa yang bakal diingat di kawinan itu adalah bisa-tidaknya tuan rumah menyajikan masakan yang okeh buat tamu, bahkan kadang penganten kalah pamor dengan si katering ini. Saya udah berpengalaman waktu ngurusin pernikahan kakak perempuan saya dulu dan tau banget gimana pusingnya masalah katering. Waktu itu memang nyokap cuma memakai jasa tukang masak dan peralatan yang dipinjam ke PKK dan kepunyaan sendiri, dan walhasil saya migren dibuatnya....

Bagaimana Penataran Pra-nikah Itu?

Pada tau gak kalau mau nikah itu ada yang namanya “screening” di KUA tempat kamu akan mencatatkan pernikahanmu itu nanti? Saya udah tau dong… *naikin kerah. Screening atau penataran pra-nikah ini saya lakukan sehari sebelum akad nikah, beda sama calon pengantin yang lain yang melakukannya biasanya seminggu sebelumnya. Maklum anak rantau yang datang ke tempat nikah udah mepet hari, hehehe. Sebenarnya masalah nikah ini agak drama juga, gara-gara pas hari yang sudah direncanakan (pun sudah dituliskan di undangan) yaitu tanggal 3 Januari tenyata bertepatan dengan Hari Amal Bakti Kementrian Agama yang menyebabkan KUA yang juga berada di bawah naungan Kementrian ini musti menunjukkan bakti kepada Instansinya dengan upacara ke kantor daerahnya (adanya di Batusangkar) dan melakukan anjang-sana-sini ke beberapa lembaga sosial, sehingga mereka maunya pernikahan saya dimajuin jadi tanggal 2 Januari, sehari sebelumnya....

Menjemput Panduko Rajo

Manjapuik marapulai adalah acara menjemput calon pengantin pria ke rumahnya oleh keluarga calon pengantin wanita untuk besoknya dipersandingkan di pelaminan. Ini adalah salah satu acara yang sangat penting sebenarnya dalam rangkaian acara baralek-resepsi di Minang Kabau. Biasanya kalau ada yang bilang “laki-laki” dibeli di beberapa daerah di minang, maka di acara inilah “transaksi"nya berlangsung (kasiaaan deh :p), untungnya di daerah saya gak ada acara beli-belian pengantin laki-laki begitu. Karena ipul jadi menantu seorang yang masih mikirin acara adat yang penting ini, mau tak mau dia musti mengikuti acara ini....

Para Bridesmaids

Tadinya gak kepikiran buat beliin seragam buat para konco-konco ini. Selain karena waktu itu temen cewek yang fix mau datang cuma Dita seorang dan Norah masih ragu-ragu melulu *tiban Norah, yang menyebabkan gak bakal seru juga kalau Dita makai seragam sendirian (sendirian sih gak seragam namanya ya) juga karna di kampung gak biasa aja gitu temen diseragamin. Makanya ketika Rudy nanya “aku dibeliin seragam gak?” saya jawabnya “enggak!” karena Dita gak dibeliin :p...

Malam Bainai Wannabe

Tadinya gak ada niat buat bikin pacar-pacar gini di tangan. Emang sempat mau ke salon cuma buat meni-pedi, kemudian iseng ngebayangin kalau ketika tanda-tangan buku nikah bakal lucu aja kalau tangannya difoto dengan gambar bunga cantik gitu. Eh waktu udah niat ke salon yang direkomendasiin adik sepupu buat pasang pacar itu ternyata orangnya gak bisa karna kebanyakan orderan, akhirnya pasrah aja pulang dengan tangan hampa, ya gapapa toh juga tadi maksudnya iseng doang (iseng kok ngeluarin duit sih cit)....

Tentang Menyebarkan Undangan dan Berpulangnya Nenek

Pernahkah saya bercerita tentang nenek saya yang di Kalibata yang meninggal di persiapan baralek kemaren? saya singgung di postingan ini http://wedding.icit.web.id/mencari-kain-1/. Naaah, ini cerita nenek yang lain yaitu ibunya Bapak yang biasa saya panggil “Umi”. Jadi ya, akhirnya tibalah saat saya pulang untuk menjelang pernikahan yang tentu saja pulang kampung dengan sumringah seperti biasa, tapi sesampainya di rumah saya sempat tertegun melihat undangan satu box besar yang belum dibagikan. Iyak, hampir semua belum dibagikan....