Sesudah beberapa kali melihat buku ini di toko buku dan melewatkannya, akhirnya saya putuskan untuk membeli. Kesimpulannya dari buku ini adalah : ini buku yang fenomenal!
Sebuah buku dengan pemikiran modern di tahun yang sangat jauh di masa lalu. Sebenarnya tak perlu heran juga sih, bukankah kejeniusan pemikiran generasi-generasi dulu yang membuat kita bisa setara di mata dunia di masa sekarang ini (aduuh..serius banget ciit).
Contohnya tentang cerita yang dijadikan sebagai judul buku ini, yaitu “robohnya surau kami” di dalamnya juga memuat dialog sang tokoh utama dengan Tuhan. Betapa dia kekeuh membela diri sebagai orang alim, tapi tetap di masukkan oleh Allah ke Neraka. Menggugah tentu saja.. dan kritis kalo di tinjau dari sudut lain.
Juga ada cerita dengan ending yang membuat kita ternganga karna tak menyangka akan dieksekusi di luar harapan kita. Seperti nonton thriller dengan ending tak terduga toh? #halahlebay, ya tapi tentu saja dengan format pendek karna ini kembali lagi adalah sebuah kumpulan cerpen.
Tentu saja lagi-lagi saya tidak bisa tak menganggumi sang pengarang yang dengan kebriliant-annya mampu menciptakan cerita-cerita seperti ini. Walopun dengan seting masa krisis penjajahan jepang atau setingan kehidupan sederhana.
Kedepannya saya bertekad akan sering lagi membaca karya-karya pujangga lama, agar kembali merasakan bahwa begitu hebatnya para penulis kita dulunya.. Amin..amin.. 😀