Alkisah, itu juga terjadi pada kenalan saya. itu ketika dia berkunjung ke Pekan raya jakarta. sehingga dia pulang kerumah membawa peralatan elektronik berupa satu buah home theater, dvd player, sebuah alat penyaring air (semacam dispenser tanpa listrik), blender dan periuk presto. Dan si kenalan saya membayar yang namanya “pajak” itu lebih besar lagi dari ibu-ibu di metromini, kira-kira 3,5 juta.

Nah, mari bercerita tentang saya yang pernah juga mengalami kejadian ini, ketika itu disalah satu pusat perbelanjaan di Mangga Dua, saya sedang berjalan-jalan, dan ada seseorang menghampiri saya dan menawarkan undian semacam “gosok” dan “dapat”. Jadi saya diberikan sebuah kupon untuk digosok. Sebelumnya dia bilang bahwa hadiahnya ada bermacam-macam, ada peralatan olah raga, tv dan dengan Grand prizenya jika nantinya di kupon saya tertulis “BOOM”, tapi entah apa lah hadiahnya.

Saya sih curiga dong, ya tapi penasaran aja sama modusnya :p jadi ya saya ikutin apa maunya
Ketika digosok kupon itu, ehhh malah bukan “BOOM” yang keluar, tapi “ZOOM” (sinetron kalee, zoom in zoom out)… dan di sini saya kira permainan dimulai.
Tiba-tiba mereka panik, karena katanya belum pernah ada yang mendapatkan “ZOOM”, dan mereka pun menelpon si boos.

Trik psikologi berlanjut, saya disuruh nelpon langsung sama bossnyanya, percakapannya akan seperti ini : “Anda punya hubungan apa dengan salah satu karyawan kami? Kenapa anda bisa mendapatkan ZOOM,, itu hadiahnya besar sekali loh” pake dioper-oper dulu ke stafnya, ceritanya untuk meyakinkan keabsahan kupon yang saya dapat. Saya rasa, kejadian telpon-menelpon boss inilah yang mereka rekayasa sebaik mungkin supaya kita merasa bahwa kita orang yang paling beruntung di dunia saat itu, dan kesempatan ini adalah kesempatan yang jarang terjadi. Telpon-telponan seperti ini juga yang terjadi dengan kenalan saya ketika dia menceritakan kronologis kejadian dia mendapatkan semua barang-barang itu.

Kalau peristiwa di saya, tentu saja berakhir dengan ngeles “eh saya gak punya uang buat bayar pajaknya, udahan ya.. ” (padahal memang gak punya duit kalee). Tapi tentu saja si mas-mas penjualnya gak akan tinggal diam loh, mereka bahkan rela nunggu sehari buat mastiin saya mau ambil barangnya.. #niatcuuuy.

Kecendrungan yang saya lihat, mereka akan menitik beratkan kepada salah satu barang, yaitu betapa mahalnya home theater… itu yang saya simpulkan dari pembicaraan dengan kenalan saya dan percakapan si ibu-ibu dalam metromini. mereka akan bilang harganya sampai belasan juta. WHAT?? HELLO?!!

Nah, akhirnya saya penasaran tentang berapakah harga barang-barang ini. tentu saja saya kasih sample barang bermerk ya, Home theather LG (harga dvd saya masukin ke sini), blender panasonic, kompor Vanesa (ini kayaknya merk yang paling bagus deh) dan mineral ceramic pot yang barangnya saya cari acak di gugel, total yang saya dapatkan maksimal 3 jutaan…
Hmm 3 juta, ternyata itu masih lebih murah dong, karena kenalan saya telah membayar 3,5 juta untuk -yang katanya- cuma kompensasi “pajak” 20 persen itu. JENG JENG JENG JEENG!!!
Siapa selain saya yang percaya bahwa ini penipuan? Cuma saya massaaaa?! :p
Okelah kalau ternyata ini adalah barang yang kita ketahui merk-merknya dan sebagaimana kita ketahui bahwa home theater itu harganya memang ada yang nauzubillah banget, tapi ini bahkan gak bermerk atau merk-nya entah apa… “Home Theater” itu sendiri malah sebenarnya masih lebih bagusan Speaker subwoover gandengannya PC dimeja kantor deh :p

Oke, trus apa yang saya lakukan ketika kenalan saya ngobrol tentang itu? gak ada! Maaf saya tidak ingin membuatnya dobel kecewa. Dan cuma berdoa agar dia bisa jual lagi barang-barang itu, karena dia memang merencanakan begitu…
Jadi postingan ini maksdunya buat ngingetin aja, bahwa kita perlu waspada dengan penipuan bentuk apapun.. betul tidak.. #MengAaGym

Selamat mau puasa ya rekan-rekan.. Mudah-mudahan Ramadhan kali ini penuh dan berlipat ganda 🙂