Tepat sebulan Papa pergi. Setiap saya mengingat ini, masih terasa sangat perih.
Terbayang bahwa ternyata tidak akan ada lagi kesempatan bertemu dengannya, sungguh membuat merana. Tidak akan ada dia lagi nanti ketika saya pulang kampung. Tidak akan ada lagi sesi dia ke Jakarta atau Bandung buat nengokin kita. Tidak akan melihat lagi canda tawanya dengan cucu-cucunya dengan wajah yang sangat riang. Tidak ada lagi bahunya untuk saya sesekali bersandar.
Papa adalah orang yang sering saya tanya kalau ragu soal apa saja, terutama agama. Dia yang juga saya andalkan kalau butuh bantuan dari rumah, perkara ngurusin surat-surat atau bahkan mencarikan sesuatu, padahal dia tidak lagi muda. Dia juga yang saya minta tolongin kalau butuh bantuan ngomong sama nyokap. Pendapatnya sering saya tanya untuk meyakinkan diri jika bimbang akan sesuatu.
Dia adalah sandaran saya. Idola saya sejak kecil. Papa adalah segalanya.
Sungguh berat rasa kehilangan ini.