Mungkin saya bercerita garis besarnya saja, apa memori waktu kecil yang masih berkesan.

Keluarga saya, yah seperti keluarga biasa kebanyakan saja. Bapak PNS guru. Yang namanya PNS jaman orba sih gaji sangat pas-pasan. Beberapa bulan sesudah dia diangkat pegawai, dia pun dipindahkan ke daerah yang agak pelosok.

Di daerah pelosok ini, walaupun sangat kampung tapi berkesan sekali buat saya. Bapak sebagai guru sekolah tapi juga guru agama di mesjid, sangat populer. Kami pun ikut populer karenanya, jadi anak kesayangan orang kampung itu.

Kita tinggal mengontrak di rumah orang. Ibu saya sering dikirimin bahan makanan baik yang matang maupun yang mentah. Dan saya punya teman bermain yang banyak. Kita main ke sawah, ke sungai atau ke penggilingan padi. Kalau lagi jalan-jalan ke pasar, saya beradik kakak sering dikasih jajanan. Oh iya, saya masih kecil sekali waktu itu ya, jadi mungkin ingatnya yang enak-enak aja.

Sekali-sekali saja kita pulang kampung. Jarak dari kampung halaman ke tempat itu sekitar 150an kilometer. Dulu terasa sangat jauh. Jadi memang jarang sekali.

Ketika akhirnya bapak dipindahkan lagi ke kampung halaman kami, saya ingat sekali, orang kampung itu sangat bersedih. Ada yang menangis karena mungkin mereka merasa kehilangan. Beberapa orang memeluk kami satu persatu sambil menangis.

Akhirnya kampung itu cuma menjadi kenangan saja. Sampai umur segini mungkin 2 kali saja saya datang berkunjung ke sana. Teman main dulu pun sudah tidak saya kenal, bahkan ingatan tentang bentuk daerahnya sudah tidak ada. Karena pasti juga sudah banyak berubah.

Daerah itu bernama Bayang, di Pesisir Selatan

Foto diambil dari sini : https://www.jelajahsumbar.com/jembatan-akar-bayang/