Saya ngotot, saya memang penunda pekerjaan dan kadang tidak menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya rencanakan tapi…tentu saja tidak separah itu. Saya yakin tidak separah itu. Sengotot itulah saya ngotot untuk membela diri ketika ada yang menunjuk ke hadapan muka saya. Banyak tanda seru dalam sebuah jawaban dari pernyataan seperti itu.
Sehabis saya ngotot akhirnya saya pulang ke kos, bersedih dan meratapi diri sambil tetap tak terima, berdiam di kasur memandang sekeliling. Satu-dua hal saya liat kemudian satu-dua hal teringat. Oiya, kemaren saya mau mengerjakan ini dan sebelumnya lagi mau mengerjakan itu. Oiya, yang itu mau dikerjain tapi belum kelar dan yang ini baru jalan tapi sudah berhenti. Oiya…
Ya Ampun..
Ternyata memang…