Setelah Joker tayang di bioskop, orang tak hanya ramai membicarakan tentang ceritanya yang sangat dark itu, atau tentang betapa juaranya akting Joaquin Phoenix, tapi juga tentang parental warning yang selalu disuarakan oleh orang-orang yang memang concern tentang ini.
Kalau soal Joker, saya salah satu orang yang mengecam jika ada orang tua yang membawa anak-anak turut serta. Bahkan bukan cuma anak-anak, jika ada remaja yang menonton, sebaiknya didampingi oleh orang tua. Didampingi dalam arti dibicarakan, dikasih insight dan tidak dilepas begitu saja. Yah mungkin ini akan terdengar sotoy karena saya tidak punya anak remaja, tapi pastinya saya akan penasaran dengan perspektif apa yang ditangkap anak dari film ini jika anak saya sudah besar nanti.
Film ini ada adegan kekerasan yang untuk standar orang dewasa aja masih terasa disturbing banget, penuh dengan pikiran-pikiran kelam yang harusnya diserap dengan pikiran dewasa, banyak adegan-adegan depresif yang “mengganggu” dan gambar-gambar dewasa. Kalau saya yang dalam posisi membawa anak, tentu akan dilema dengan kondisi yang terjadi sepanjang menonton. Beda lagi ceritanya kalau “tidak tahu” dengan apa yang akan disajikan di film, yaaaa itu emang kamunya ajah yang gak perhatian. Semua bioskop kan udah menyajikan rate buat film yang ditayangkan. Dan untuk Joker sudah jelas tertulis D17+, situnya aja yang meleng kali.
Saya tau bahwa sebagian orang masih membela diri dengan alasan “tidak ada yang menjaga anak di rumah” atau “daripada anak saya ditinggal sendirian”, well itu bukan pilihan. Ada satu opsi yang bisa dipilih yaitu tidak menonton sama sekali. Itu konsekuensi menjadi orang tua, saya rasa semua orang sudah tau.
Ada beberapa pilihan yang bisa diambil jika tetap ingin menonton di layar lebar. Ini dari pengalaman pribadi saya tentunya, sebagai orang tua yang punya anak balita dan tidak punya asisten rumah tangga sedangkan hasrat menonton selalu tinggi :D
- Daycare. Ini mungkin privilege buat saya yang anaknya terbiasa di daycare. Saya tau mungkin sebagian orang gak nyaman dengan fasilitas ini atau tidak percaya menitipkan anaknya pada orang lain. Alhamdulillahnya saya sudah mempunyai daycare yang cocok buat anak lanang.
- Titipkan ke kerabat. Ini buat yang punya kerabat yang dekat satu wilayah tempat tinggal. Memang sebagian besar warga ibukota mungkin “sebatang kara” di Jakarta. Cuma punya satu paket keluarga tunggal sedangkan kerabat yang lain ada di kampung halaman. Opsi ini memang terbatas. Kebetulan saya yang sedang tinggal di Bandung dan punya kakak di Cimahi, jadi kalau mau me-time sejenak dua jenak saya bisa ninggalin dia main sebentar sama tantenya di sana. Konsekuensinya? ya musti kuat-kuatin badan Bandung-Cimahi buat antar jemput dia.
- Jam sekolah. Ini buat yang anaknya sekolah ya. Saya seringkali menonton bioskop di pagi hari di saat jam kuliah saya lagi kosong dan dia sedang di sekolahnya. Sesudah nganter dia, saya langsung cabut ke bioskop. Itulah yang sering terjadi sekarang mengingat kuliah tidak setiap hari dan itu adalah waktu-waktu saya yang paling lega dibanding jam-jam lain.
- Menonton bergantian dengan pasangan. Ini adalah pilihan paling masuk akal dan paling gampang menurut saya. Jika tak punya saudara dekat, tak percaya menitipkan ke orang lain dan anak belum di masa sekolah. Di kondisi ini maka pasangan adalah back-up terbaik. Saya pernah di kondisi ini karena beberapa masa pernah menjadi full-time mom sehingga anak tidak punya daycare dan dia belum di usia sekolah, maka suami yang menjaga anak selagi saya menonton. Ini juga bisa jadi kesempatan dia untuk quality time dengan anaknya berdua aja XD Saya bersyukur sekali suami mengerti atas kebutuhan nonton saya, sehingga kadang justru dia yang menyarankan saya untuk pergi nonton ketika tau film favorit saya sudah muncul di bioskop. alhamduuu….lilllaaaah.
Satu yang paling penting dari semua ini adalah : jangan malu nonton sendiri. Karena semua saran di atas kebanyakan yang saya lakukan dengan nonton sendirian. Saya susah untuk menyamakan jadwal dengan orang lain karena terbatasnya waktu-waktu yang tersedia. Untungnya sudah terbiasa nonton sendiri, karena menurut saya menonton film itu lebih penting daripada malu tapi jadinya gak nonton. Yaaah begitulah. Ini pilihan-pilihan untuk yang ingin tetap menonton, karena selalu ada pilihan pamungkas lainnya yaitu : Tidak Menonton XD
Semoga tips ini berguna, ya kalau gak berguna paling gak saya jadinya menulis ini.
Selamat menikmati Joker. Be good with yourself.