Hmm….menceritakan A Family Member? Siapa ya? Mungkin kakak saya saja. Kakak saya satu-satunya.

Dari kami berempat bersaudara, kakak atau yang biasa saya panggil Uni ini adalah sosok yang paling sering berantem dengan saya di waktu kecil. Kalau dengan si adik, saya lebih ke berdebat, kalau sama si uni, berantem abiiiiz.

Saya dan dia itu berjarak setahun doang, kebayang kan posisi saya itu seolah bayangan saja. Baju saya dan dia selalu kembar, kalau gak ya lungsuran :)) Saya selalu berada di sekolah yang sama dari TK sampai Tsanawiyah. Tapi sesudah lulus Tsanawiyah, saya memutuskan lanjut ke SMA negeri sedangkan dia melanjutkan sekolah di yayasan yang sama dengan Tsanawiyah-nya. Akhirnya kita bersimpangan jalan, saya ke jalur umum dia ke jalur agama.

Tidak heran kalau dia jadi jago Bahasa Arab, sedangkan saya? yah seadanya aja deh. Dia lanjut kuliah di pendidikan bahasa arab sampai master, saya memilih teknik. Beda banget kan?

Si Uni ini cantik, punya rambut yang kriwil lucu sejak kecil. Mata sipit yang menggemaskan. Sewaktu SD, dia jagoan main permainan di zaman itu. Main kelereng, main tali, apa aja deh. Makanya dia jadi Raja Main. Di TPA kita dia juga ikut drumband, jadi tambah keren.

Ketika Tsanawiyah selalu jadi idola. Itu juga didukung karena dia selalu aktif berkegiatan, jadi pengurus IRM (organisasi siswa di sekolah kita), ikut pramuka dan gabung di Kwarcab bahkan banyak ikut kegiatan olah raga juga. Walaupun badannya kecil seperti saya, dia seperti tidak pernah minder mau ikut kegiatan apa saja.

Sehabis kuliah S1 di UIN Padang, dia keterima jadi PNS dan kemudian ikut seleksi beasiswa S2. Akhirnya lulus UIN Jakarta, sungguh orang yang beruntung. Dapat suami juga ketika sama-sama kuliah di UIN ini.

Omong-omong soal berantem, saya dan dia dulu memang seperti anjing dan kucing, gak bisa deket karena ujung-ujungnya jadi marahan. Padahal kita akhirnya kuliah di kota yang sama, sehingga mau tak mau membuat kita sering bertemu. Apa aja bisa menjadi sumber berantem. Paling sering karena saya orangnya malas, hehehe. Atau selalu mendebat dia dalam berpendapat, mungkin ya :))

Tapi kalau berantem, saya selalu memposisikan diri tak akan pernah kalah. Jadi kalau melihat saya berantem dengan dia dan jika ada salah seorang yang menangis, kemungkinan besar bukan saya. Ujung-ujungnya saya akan dimarahin bokap karenanya, mehehe.

Tapi semakin dewasa ternyata kita semakin dekat dan semakin membutuhkan satu sama lain. Dia sering bertanya hal-hal yang dia bingung, saya juga selalu mengandalkan dia ketika dibutuhkan. Sering curhat macam-macam dan memberi semangat. Mungkin juga karena kita sudah saling berjauhan, jatohnya malah kangen.

Anak-anak juga seumuran sehingga aktifitas mereka juga mendekatkan kita. Walaupun cuma sekali-sekali saya main ke rumahnya. Apalagi sekarang jaman pandemi, paling cuma video call.

Dia ibu yang tangguh. Punya anak 3 yang masih kecil-kecil, dengan tetap kekeuh memasak sendiri di tengah kesibukan mengajar di sekolahnya. Salah satu keahlian masak nyokap yang hebat itu kayaknya turunnya ke dia.

Wah iya, sebentar lagi dia ulang tahun…. Selamat Ulang Tahun Uni… kalau baca XD