Pas banget topik ini sekarang karena baru beberapa hari yang lalu kita anniversary pernikahan. Tapi bingung juga mau cerita apa sih X))
Saya hampir tidak pernah cerita tentang dia. Posting tentang dia di Socmed juga paling kalau lagi anniversary aja. Langsung deh jebret, foto dia bermunculan. Selain itu ya jarang.
Mari lah cerita tentang PakSuami, tentang apa-apa yang bisa diceritakan saja, ehehe.
Saya dan suami ini berbeda suku, saya Minang dia Jawa Timur. Setelah saya hidup 7 tahun bersama dia, kesimpulannya menurut saya adalah : secara selera kami punya kesamaan tapi secara sifat jauh berbeda.
Urusan selera musik, buku, film atau makanan banyak kesamaan. Kenal suami lumayan lama sebelum menikah jadi saya tau kalau semua lagu yang saya suka dia juga suka, pun sebaliknya. Buku-buku yang dia koleksi, saya juga menyukainya. Bahkan sesudah menikah bahkan kita punya 2 buku di rak yang percis sama. Film-film yang saya tonton pun biasanya begitu. Kalau urusan makanan, karena dia orangnya gak pilih-pilih makanan, hampir semua yang saya masak, bisa dia makan.
Sifat-sifat kita yang berbeda. Dia lebih teratur sedangkan saya random. Makanya ketika orang sering bilang kalau lemari bagian istri biasanya lebih rapi daripada bagian suami, lemari di rumah saya sih gak gitu XD Saya bisa saja membiarkan rumah berantakan, dia mah enggak.
Dia tegas, saya kagak jelas. Makanya kalau mengambil keputusan dan mau cepat, saya tanya dia dulu aja biar mantap. Kalau mengandalkan diri sendiri saya suka lama memutuskannya. Saking tegasnya, di awal mula menikah saya suka keder sendiri dengan sifat yang ini. Tapi semakin bertambah usia menikah saya semakin mensyukuri sifat ini, sangat membantu. Satu hal yang musti saya tekankan ke diri sendiri, jangan baperan :))
Dia orangnya cenderung on-time, saya suka menunda-nunda. Misalnya kalau mau tidur dan rumah berantakan, saya memilih membereskan besok pagi sedangkan dia lebih suka diberesin dulu baru tidur, hahaha. Haduh jadi malu. Dalam melakukan sesuatu, dia akan melakukan langsung sesudah diomongin, kalau saya entar-entar aja.
Namun tetap ada sifat yang menurut saya mirip, saya gak suka keramaian dan dia juga. Kita bisa aja berminggu-minggu gak ketemu orang. Walaupun mungkin lebih parah saya dalam urusan ketemu orang baru, saya lebih kagok sedangkan dia lebih supel.
Satu hal yang saya syukuri dari memiliki dia ini adalah solutif (((memiliki))). Dari sejak sebelum menikah, kalau ada permasalahan dan dilempar ke dia, bakal ada solusinya. Sampai sekarang pun urusan listrik mati, atau remot AC kenapa gak bisa dipencet atau gimana cara buka bagian keran, saya bisa tanya dia. Dari urusan domestik sampai urusan internasional, uwopo. Apalagi urusan teknologi dan gejet.
Yang paling saya kagumi dari dia adalah kegigihan. Ketika dia menginginkan sesuatu, dia akan gigih meraihnya. Makanya saya tidak lagi khawatir dengan banyak hal sesudah menikah, karena saya tau dia akan selalu memperjuangkan apa yang dia mau.
Apalagi ya yang bisa diceritain? Saya sudah kehabisan ide. Ini kayak baik-baik semua ya. Mungkin nanti bikin postingan yang jelek-jelek, dipikirin dulu deh apa, sekarang belum tau X))
Sekarang kita lagi LDR, doi di NL dan saya masih di Indonesia. Sejauh ini semua baik-baik saja, komunikasi gak pernah mandeg, alhamdulillah.
Sabar-sabar terus sama saya ya…Pak’e.