Ketika PT KAI mengumumkan bahwa kereta api Pangadaran dari Bandung sudah bisa dibeli online tanggal 1 Juli 2019, tiba-tiba saya ingin sekali menaikinya, entah karena apa. Mungkin liburan panjang itu membuat jiwa impulsif meletup-letup. Akhirnya saya membeli tiket api langsung PP dalam satu hari.

Sebenarnya waktu pertama melihat, saya kurang riset dan menganggap Kereta Api Pangandaran berarti ke Pangandaran. Saya minat ke Pangadaran karena itu adalah daerah yang sama sekali belum pernah saya datangi dan karena merupakan daerah wisata, berarti banyak yang bisa saya temui di sana. Ternyata rutenya cuma sampai Stasiun Banjar. Oke ya sudahlah, gapapa juga namanya juga impulsif. Toh saya juga belum pernah ke Banjar.

Perjalanan memakan waktu 4 jam, udah ditambah beberapa kali berhenti. Gak hapal. Ternyata di jalur kereta ini saya bisa melihat beberapa view yang menarik seperti Mesjid Raya Jawa Barat yang terkenal itu dan Stadion Jalak Harupat.

Perjalanan lumayan menyenangkan. Sekalian istirahat pikiran dan menikmati pemandangan serta quality time sama bocah. Walaupun sesekali dia bosen juga dan minta main game di hp-nya.

Sesampai di Stasiun Banjar masih siang. Saya memutuskan berjalan ke alun-alun yang tidak terlalu jauh. Terimakasih google map! Kami jalan-jalan santai sambil ngobrol kesana kemari. Anak saya memang suka mengomentari apa saja, jadi berjalan bersama dia tidak terasa membosankan.

Ternyata Kota Banjar itu relatif sepi, padahal di Hari Minggu. Mungkin memang bukan kota wisata, jadinya hari minggu ya sama saja. Alun-alun pun terlihat sepi. Beberapa permainan untuk anak-anak bahkan ditutup terpal. Jangan dibandingkan dengan alun-alun Bandung ya, jauh.

Saya akhirnya memutuskan ke mesjid alun-alun saja, Mesjid Agung Banjar, karena memang belum shalat zuhur. Sekalian pengen ngaso sebentar abis jalan dan bisa meluruskan punggung beberapa menit. Toh sebenarnya belum tau lagi mau ngapain. Yang pasti tujuan selanjutnya haruslah kuliner.

Bermodalkan google map andalan yang selalu nyala, saya mencari restoran dan cafe yang menarik. Naaaah satu lagi yang jadi catatan di Banjar, ternyata banyak tempat makan tutup di hari minggu dan cafe walaupun ada yang buka, bukanya di sore hari. Apa apaaaan XD Akhirnya dengan alternatif yang menyempit, saya mencari tempat makan yang reviewnya lumayan. Ada makanan prasmanan dan seafood yang ditawarkan. Saya tidak memilih seafood karena porsinya kebanyakan dan diperuntukkan buat rame-rame, apalagi si bocah memang tidak terlalu suka kerang-kerangan itu. Akhirnya makan prasmanan saja. Lumayan enak dan mengenyangkan.

Sesudah makan, saatnya pulang. Anak bocah pas ditanya “kita udah mau balik lagi, gapapa kan?” jawabannya oke-oke aja. Emang lah nih bocah debes banget. Kira-kira jam 9 malam, saya udah sampai di rumah lagi. Yaay!

Cukup sekian petualangan hari itu. Cukup menarik dan membuat tidur malam jadi nyenyak karna kebanyakan di jalan. Jadi, Pangandaran di mana?