Mungkin yang bisa saya bicarakan kali ini tentang, siapakah pahlawan idola. Ide ini muncul karena teringat twit seorang teman yang ditulis begini » “Selamat hari pahlawan! Pahlawan favorit saya adalah Jenderal Soedirman! Kalo kamu?” Dengan otomatis saya membalas twitnya “Sjahrir” maksudnya Sutan Sjahrir.
Memang kalau diambil 3 besar Pahlawan idola saya adalah Sutan Sjahrir, Moh Hatta dan Agus Salim.
Mungkin terlihatnya saya punya ego kedaerahan yang sangat tinggi ya hehehe, saya sih gak bisa memungkirinya. Tapi terlepas dari itu semua, saya mengagumi mereka bertiga karena tentu saja disebabkan sepak terjangnya membela bangsa Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi ini dengan secara lebayisme eh maksudnya sepenuh jiwa dan raga,walaupun tentu saja saya tidak mengecilkan arti pahlwan-pahlawan yang lain.

Sjahrir bersama Hatta adalah tokoh PNI yang sama-sama dibuang ke pengasingan oleh pemerintah belanda karena keaktifan dan sepak terjang mereka di PNI. Di masa perjuangannya di jaman penjajahan Jepang, Sjahrir bergerak membangun gerakan bawah tanah bersama pemuda-pemuda menekan Soekarno-Hatta agar mendeklarasikan kemerdekaannya RI. Apa karakter utama dari Sjahrir? tentu saja keloyalitasannya terhadap negara. dan sikapnya anti kekerasan, atau dengan kata lain menggunakan jalur diplomasi, namun dia juga menggiatkan kader-kader untuk menggelorakan rasa kerakyatan dalam diri mereka.

Bung Hatta adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang sangat merakyat. Dialah bapak koperasi indonesia. Pengabdiannya memikirkan rakyat sangat loyal, sehingga setiap gerakan yang dia lakukan adalah murni untuk memajukan kehidupan rakyat indonesia. Dan kesederhanaan hidup beliaulah yang sangat menginspirasi. Saya merasa kalau jiwa sederhana beliu ini dimiliki oleh setiap jiwa pemimpin indonesia, tak kan ada korupsi yang merajalela
yang menarik juga tentang kecintaan hatta terhadap buku, bisa di baca di sini

Agus Salim adalah seseorang yang didalam dirinya terdapat kombinasi keislaman, kemoderenan, dan keindonesiaan. Orang yang tegas dan tidak mau dikekang oleh batasan-batasan. Dia juga meluluhkan doktrin keagamaan yang kaku. Saya sempat tercengang setelah membaca sejarah bahwa dia yang membuka tabir pemisah antara laki-laki dan perempuan di di kongres Jong Islamieten Bond tahun 1927.
Tertulis juga bahwa Agus Salim menolak beasiswa ke Belanda yang direkomendasikan oleh RA Kartini, karena menurutnya pemberian hadiah itu karena usul orang lain, bukan karena kerja keras dan prestasinyanya, dan menyayangkan perlakuan diskriminatif berdasarkan keningratan seseorang (oh my God, kalo dia ada disini sekarang saya akan mati2an memuja beliau) :D.

Tidak bisa diungkapkan sejarah panjang mereka bertiga di blog ini, karena sangat banyaaaaaakk sekali, dan tidak mungkin bisa diceritakan disini. gugling aja ya 😀

Yang sangat menonjol dari ketiga-tiganya tentu saja karena dedikasinya terhadap bangsa dan negara tanpa mengharapkan pamrih apa-apa. Betapa mereka memikirkan bangsa ini secara total. Saya? sebesar kuman pun belum bisa di bandingkan nunduk

Terimakasih Para pahlawan-pahlawan di jaman dulu, berkat kalian sekarang bangsa ini bisa berdiri tegak, semoga semua jerih payahmu tidak dihancurkan oleh generasimu di jaman sekarang (aduh saya serius sekali). Saya ingin jadi pahlawan jugaakk!!! muluk muluk

Siapakah Pahlawan Pejuang Kemerdekaan idolamu?

Nb: mohon kalo ada sejarah yang salah,saya diluruskan 😀